Selasa, Mei 04, 2010

Temuan Harta Karun, Dari Golok Emas-Permata Keluarga Nabi

Harta karun yang diangkat dari utara perairan Cirebon, Jawa Barat, masih menyimpan misteri pemiliknya. Selain golok emas kembar, perusahaan yang mengangkat harta karun juga menemukan batu permata yang sangat berharga.
"Rock crystal. Batu permata besar ini konon katanya milik Dinasti Fatimiyah. Dinasti keluarga Nabi Muhammad yang hijrah ke Mesir," kata Presiden Direktur PT Paradigma Putra Sejahtera, Adi Agung Tirtamarta, di lokasi gudang, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa 4 Mei 2010.
Berdasarkan catatan sejarah, Dinasti Fatimiyah mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad. Fatimah merupakan putri bungsu Nabi Muhammad dari istri pertama, Khadidjah.
Menurut Adi Agung, batu permata yang sangat berharga itu jumlahnya sangat terbatas di dunia.
"Di dunia, menurut catatan hanya ada 40 keping batu. Hasil pengangkatan di Cirebon menemukan ada 24 keping," kata pria yang sudah menyewa dan menyulap kandang kuda di Pamulang menjadi gudang harta karun ini. Kendati demikian, Adi Agung tidak melelang harta karun itu satu persatu. Perusahaan melelang secara borongan. Karena Adi Agung khawatir tidak ada yang berminat dengan kondisi barang yang kurang bagus.
"Karena tidak semuanya barang bagus. Ada beberapa ribu yang kondisinya kurang. Tapi yang terpenting ada nilai sejarah bila dilelang secara terpisah," katanya lagi.
Sebanyak 27.834 keping harta karun yang akan dilelang itu dibuka dengan harga US$ 80 juta atau sekitar Rp 800 miliar. Pelelangan akan dilakukan besok.
Meski tidak mengenal secara personal, Luc Heymans, seorang pemburu harta karun asal Belgia, sering memperhatikan gerak-gerik Michael Hatcher dari media massa. Heymans berpendapat 'kebebasan' Hatcher beroperasi di Indonesia pasti didukung oleh banyak pihak.
"Dia datang ke Indoneisa terus menjual, terus datang lagi, menjual lagi. Saya pikir, dia tidak bekerja sendiri baik di darat maupun di dalam laut," kata Heymans di penyimpanan harta karun di Jalan Padjadjaran, Pamulang, Tangerang Selatan.
Namun Heymans enggan menjelaskan lebih lanjut pendapatnya itu. Pria yang berhasil mengangkat 271.384 artefak dari perairan Laut Jawa itu tidak mau berkomentar banyak soal Hatcher.
"Saya nggak tahu, saya tidak pernah lihat dia. Saya cuma baca dari koran tentang dia. Saya tidak mau komentar tentang dia," ujarnya.
Hatcher disebut-sebut telah merapok harta karun milik Indonesia di dalam laut. Kini, pria berkewarganegaraan Australia itu telah dicekal oleh Imigrasi.
Sementara itu, perusahaan pengangkat harta karun di perairan utara Cirebon, Jawa Barat, tidak melelang satu persatu jenis barang yang mereka peroleh. Mereka menjual secara borongan. Banyak sejarah yang bisa diungkap dari penemuan harta karun senilai US$ 80 juta ini.
"Misalnya, golok emas kembar bertuliskan aksara Arab Khufi (kaligrafi)," kata Presiden Direktur PT Paradigma Putra Sejahtera, Adi Agung Tirtamarta, di lokasi gudang, Pamulang, Tangerang Selatan.
Golok emas kembar itu merupakan salah satu dari 27.834 keping benda berharga yang ditemukan dan diangkat dari kedalaman sekitar 54-58 meter. Dengan ditemukannya golok emas kembar itu, kata dia, dugaan sejarah masuknya Islam lebih maju dari yang sudah disampaikan.
"Sejarah masuknya Islam yang kita kenal itu pada abad 11-12. Itu mengacu pada situs Samudera Pasai. Kapal ini tenggelam sekitar 980 masehi," ujar dia.
Adi Agung mengatakan, adanya golok emas kembar bertuliskan Arab itu menguatkan dugaan adanya pembesar Mesir atau Arab yang ikut dalam kapal kayu yang tenggelam itu.
Kapal tak bernama yang tenggelam itu diperkirakan memiliki panjang sekitar 32 meter, dengan lebar 10 meter. Tetapi, Adi Agung belum bisa memprediksi berapa tinggi kapal nahas itu.
Kapal yang tenggelam pada koordinat 050 14' 5" LS dan 1080 58' 39" BT itu, diduga berangkat dari Pulau Sumatera. Tujuannya, daerah Jawa Tengah.
"Kalau dari bahan kayu kapal, kayu ini banyak berada di Sumatera. Kemungkinan dari Bandar Sriwijaya menuju Jawa Tengah. Kami belum bisa pastikan siapa pemiliknya," ujarnya lagi.
Sekitar 21 ribu benda berharga asal muatan kapal tenggelam (BMKT) yang ditemukan dari kapal tenggelam di perairan Cirebon tidak akan dilelang secara eceran. Semua barang tersebut akan dijual sekaligus atau sistem lot.
Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT Paradigma Putra Sejahtera, Adi Agung Tirtamarta di gudang Pacuan Kuda Pamulang, Pamulang, Tangerang Selatan. Adi beralasan, tidak semua barang yang ditemukan dari bangkai kapal Tiongkok ini dalam kondisi bagus.
"Jika dilelang parsial, yang jelek tidak ada yang mau beli," ujar Adi. Selain itu, Adi beralasan, sistem pelelangan borongan memungkinkan pembeli memeroleh gambaran secara utuh soal nilai historis yang terdapat pada kapal tersebut. Pasalnya, benda-benda yang ditemukan tidak hanya bercorak satu negara saja.
Ditambahkan, pada sistem pelelangan borongan, peminat barang senilai 800 juta dollar AS atau setara Rp 760 miliar tersebut diperkirakan museum, bukan orang-perorangan. "Jika museum yang membeli, pasti mereka akan memberi akses kepada publik untuk mempelajari dan menggali nilai historis benda-benda ini," ujarnya.

Sumber : http://www.suaramedia.com/berita-nasional/21381-temuan-harta-karun-dari-golok-emas-permata-keluarga-nabi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar